Minggu, 18 Januari 2009

Kenapa kita gag mau jadi sahabat bumi??

Isu pemanasan global (global warming) yang membawa banyak dampak mulai dari perubahan iklim global (global climate change), mencairnya es di kutub sampe peningkatan curah hujan sebenarnya udah cukup bikin miris.. Kayaknya topik ini gag bakalan ada habis - habisnya buat dibahas.
Dan banyak pendapat bilang (sebenarnya memang begitu kenyataannya sih) kalau semua dampak itu akibat ulah manusia sendiri. Kalau dijabarkan kayak gini skemanya: pemanasan global itu kan terjadi antara lain karena efek rumah kaca atau greenhouse effect. Nah efek rumah kaca itu disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi emisi - emisi gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dll di atmosfer. Emisi gas itu dihasilkan dari segala kegiatan manusia di bumi ini.
Dari pagi kita pergi ke sekolah atau kampus pasti naik kendaraan bermotor. Dan gag selesai sampai disitu aja,, kalau kita banyak kegiatan di luar sekolah berarti frekuensi penggunaan kendaraan bermotor itu sendiri juga lebih banyak.. Tanpa disadari asap yang dikeluarkan dari kendaraan itu sendiri yang memicu terjadinya pemanasan global itu.. Mungkin kalau hanya asap dari kendaraan kita sendiri sih nggak terlalu berdampak besar ya,, tapi munasia di bumi ini kan miliaran juta. Dan hampir 95% dari kita semua menggunakan kendaraan bermotor setiap harinya. Jadi bisa dibayangin gimana numpuknya gas - gas emisi itu di atmosfer kita.


Belum lagi emisi gas - gas sisa pembakaran hutan yang belakangan semakin marak. Apalagi di Indonesia, yang kaya akan hutannya. Sering banget kan kita lihat berita di televisi tentang pembakaran hutan yang semakin nggak terkendali. Yang kayak gitu tuh yang bikin polusi udara semakin buruk. Hhh.. Sebenernyaa ngebahas aja nggak bakalan menyelesaikan masalah. Kita juga nggak sadar kalau kegiatan - kegiatan kita membuat bumi semakin tersiksa. Kalau punya mulut, pasti bumi bakalan teriak - teriak kesakitan. Sayangnya bumi nggak punya mulut, dan indra perasa kita juga kurang peka dengan kesengsaran bumi itu.

Banyak solusi yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penderitaan bumi. Antara lain yang paling memungkinkan kita lakukan setiap hari di sekitar kita adalah mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Karena kendaraan bermotor banyak mengandung emisi - emisi yang bisa merusak bumi. Selain itu kita juga bisa mengurangi pemakaian AC, karena AC kan mengandung CFC yang bisa merusak ozon. Gag hanya itu, masih banyak alat - alat yang sering kita pake yang tanpa kita ketahui mengandung bahan yang dapat merusak bumi. Tentunya kita harus sebisa mungkin memperkecil frekuensi pemakaian alat - alat non ramah lingkungan itu.

Satu pertanyaan yang harusnya tertanam dalam diri kita semua: Kenapa sih kita nggak mau jadi sahabat bumi?? Padahal kan tugas sebagai sahabat bumi nggak berat. Kita cuma bertugas merawat dan menjaga kelestarian alam di sekitar kita. Cuma itu kok. Bumi sama halnya dengan kita semua, butuh sahabat. Khususnya disaat seperti sekarang ini, disaat orang - orang nggak lagi peduli dengan keadaannya. Bumi butuh seorang sahabat yang mengerti apa yang diinginkannya. Dan kita semua harus yakin,, kita pasti bisa jadi sahabat yang baik untuk bumi ini.

Sekilas Pandang Bumi Serumpun Sebalai..


Gambar diatas adalah penampakan Pulau Bangka dilihat dari udara. Permukaannya penuh dengan lubang camui (lubang bekas galian penambangan timah ilegal) yang bikin pemandangannya jadi jelek banget.



Ini adalah gambar salah satu kegiatan penambangan timah secara illegal di Pulau Bangka. Karena kegiatan inilah lingkungan alam di Pulau Bangka semakin hari semakin rusak. Lahan bekas penambangan ini biasanya dibiarkan begitu saja oleh para penambang setelah selesai menambang.



Ini adalah Sungai Rangkui era sekarang. Kotor dan penuh dengan sampah. Berbeda dengan keadaan Sungai Rangkui era tahun '70-'80an. Tetapi, akhir - akhir ini Sungai Rangkui sudah mulai membaik kembali karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan yang bersih.



Walaupun menggunakan lahan bekas tambang timah, sawah di Desa Jeruk Bangka Tengah yang dibangun Bangka Goes Green seluas 4,5 hektar mampu menghasilkan lima ton padi per hektar dari jenis IR64.

Sabtu, 17 Januari 2009

Duka dan Harapan Pahlawan Adipura


Kehidupan yang dijalani oleh para pekerja penyapu jalan dan pembuang sampah di Kota Pangkalpinang, layaknya diibaratkan pribahasa sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah Bekerja di atas kubangan dengan kotoran dan sampah, perhatian aparat malah tak ada.

Kendati demikian, para pekerja ini sama sekali tidak melalaikan kewajiban akan tugas yang diberikan kepada mereka. Sebagaimana dialami Mujiono, selaku pekerja harian lepas di Tim Kuning. Meski gaji diterima kecil, namun tidak menyurutkan niatnya untuk terus menekuni pekerjaannya yang telah dilakoni selama hampir 13 tahun itu.

Pertama bekerja, Mujiono menerima upah sebesar Rp 65.000. Lalu meningkat menjadi Rp 150.000 dan meningkat lagi menjadi Rp 350.000. Pada tahun 2007 gaji itu bertambah menjadi Rp 600.000 jika bekerja pada pagi hari.

Sementara fasilitas yang mereka terima sebagai perlengkapan kerja dimulai dari pakaian dinas rutin tiap tahun, sepatu, dan sapu lidi. Diakui Mujiono, untuk menyapu jalan dalam kota ini setiap bulannya membutuhkan sejumlah 12 batang sapu lidi. Dari 12 batang sapu yang dibutuhkan, mereka hanya menerima 6 batang, sehingga untuk menutupi kekurangan itu mereka harus membeli sendiri, dengan nilai sebesar 20.000 perbulannya. Namun dalam beberapa bulan terakhir, sejak Kota Pangkalpinang mendapatkan penghargaan Piala Adipura, sapu lidi diberikan 12 batang.

...

K3 Penyapu Jalan Tidak Terjamin

Kebersihan Kota Pangkalpinang tidak terlepas dari peran serta masyarakat dengan Dinas Kebersihan dan Kebakaran Kota Pangkalpinang. Atas kebersihan itu, kota ini mendapatpenghargaan Piala Adipura. Terjaminnya kebersihan Kota Pangkalpinang, berkat kerja keras dan kedisiplinan Pasukan Kuning yang terdiri dari penyapu jalan, pencabut rumput, kenek dan sopir mobil sampah serta tim motor sampai ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sebagai pekerja yang berkubang dengan kotoran sampah yang merupakan sumber segala kuman dan penyakit, selayaknya Pemkot Pangkalpinang memberikan perhatian yang lebih terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) para pekerja penyapu dan pembuang sampah jalan ini.

Investigasi Metro Bangka Belitung di berbagai lokasi hingga ke TPA, menemukan berbagai masalah K3 yang tak terpenuhi. Seorang operator alat berat di TPA Parit VI, Suheli, mengungkapkan perhatian dari Dinas Kebersihan dan Kebakaran terhadap jaminan K3bagi para pekerja kurang sekali. Itu dibuktikan dengan tidak dilengkapinya para pekerja dengan masker. Untuk menghindari bau yang tak sedap, dan menyengat pada saat mereka bekerja, maka mereka berusaha dengan apa adanya, yaitu dengan menutup hidung sampai mulut dengan sobekan kain seadanya dan ada juga yang tidak memakai sama sekali.

Lain halnya dengan Hudin, bahkan dia bekerja tidak memakai sarung tangan sama sekali. Alasannya dengan menggunakan sarung tangan dapat menyulitkan pekerjaannya pada saat membersihkan sampah, yang datang ke TPA.

Perawatan Kesehatan

Sementara pekerja lainnya, Suheli, mengungkapkan, pernah mengalami kecelakaan lalu lintas bersama istrinya yang mengakibatkan istrinya meninggal dunia. Ia pernah merujuk istrinya ke suatu rumah sakit, namun sayang semua biaya rumah sakit dia tanggung sendiri. Bahkan ia sempat mengkonfirmasi hal itu ke Dinas Kebersihan, tapi tidak ada reaksi.


dikutip dari : Metro Bangka Belitung

Rabu, 14 Januari 2009

Kurangin polusi Yuuk??

Pernah dengar istilah car free day yang belakangan ini booming banget kan..?? Jujur nih ya, berhubung daerah kami belum menyelenggarakan Car Free Day itu, jadi kita nggak tahu persis apa itu Car Free Day.. Pernah suatu kali kita ngebahas masalah Car Free Day itu di depan kelas. Sebatas yang kami tau sih Car Free Day itu merupakan hari dimana jalan raya bebas dari kendaraan bermotor. betul nggak sih? Trus kegiatan ini berlangsung di berbagai tempat dengan waktu yang berbeda - beda. Katanyaaa,, sekarang udah ada sekitar 1500 kota termasuk kota di Indonesia yang memberlakukan Car Free Day itu.. Yang pasti tujuannya untuk mengurangi polusi di jalan raya dong.. Karena seperti yang kita semua tahu produktivitas jalan raya dalam menghasilkan emisi beracun kan semakin hari semakin tinggi. Makanya,, program pemerintah kayak gini harus kita dukung penuh demi bumi tercinta.

Owy kita juga pernah baca suatu majalah yang mengatakan kalau salah satu kota di Brazil yang namanya Curitiba berhasil menciptakan sistem tranposrtasi umum yang mampu meminimalisir polusi udara hingga 30% lebih rendah dari kota - kota lainnya. Wow!! Taw gag benda apa itu?? (hehehe.. sok misterius banget!) Bus yang berkapasitas 900.000 penumpang perhari!! Gilaaa,, gimana gedenya yah? Tapi justru itu yang bikin masyarakatnya pada lebih milih naik bus ketimbang kendaraan pribadi. Soalnya kan lebih efisien, nyaman, cepat dan tentunya murah. Secara sekarang seluruh dunia sedang mengalami krisis global yang menyiksa banget. Kalau dipikir - pikir sih emang lebih enak naik kendaraan umum sih. Karna kalau kita bawa kendaraan pribadi kan lebih ribet dan tanggungjawab buat menjaganya juga lebih gede. Tapii,, biar gimana pun juga jalan kaki dan bersepeda itu jauh lebih baik. Selain gag mengeluarkan asap yang bisa bikin pencemaran udara semakin parah, kita juga bisa sekalian olahraga. Kan lumayan kalau setiap hari kita pulang pergi sekolah jalan kaki atau naik sepeda, selama satu bulan berat badan bisa turun 5kg. hehehe.

Bumiku.. Serumpun Sebalai..

Begitu dengar kabar kalau ada Kompetisi Website Kompas Muda - Im3 yang bertema Jadilah Sahabat Bumi,, langsung deh kami nyoba buat ikutan.. Alasan utamanya bukan karena pengen menang dan dapetin hadiah yang ‘lumayan’ itu (tapi kalau menang, syukur alhamdulillah deh. hehehe.) Tapi karena kita cinta dan peduli sama keadaan bumi kita sekarang. Secara kampung halaman tempat tinggal kita sekarang tuh kondisi lingkungannya semakin memprihatinkan. Lewat blog ini,, minimal kita bisa berbagi cerita dengan orang - orang yang juga peduli lingkungan untuk sekedar referensi aja sih biar kedepan kalau kita mau bertindak, kita bisa memikirkan dampak buat lingkungan juga. Lebih baik lagi kalau bisa menyalurkan semangat jiwa muda untuk bisa berpartisipasi dalam membenahi lingkungan kita. Yap, PARTISIPASI!! itu kunci utamanya. Nggak mau kan lihat lingkungan kita semakin hari kondisinya semakin memprihatinkan??

Contohnya kondisi lingkungan Pulau Bangka (kampung halaman tercinta kami tentunya). Pulau yang kaya akan tambang timahnya dulu sekitar tahun ’70-‘80an,, berdasarkan cerita mama sama papa Pulau Bangka itu pulau yang indah banget (pernah nonton laskar pelangi kan?). Disini banyak ditemukan bukit - bukit dengan pohon yang rindang dan pantai - pantai dengan ombak biru dan tenang tempat rekreasi keluarga. Pokoknya gak kalah deh sama Bali yang ramai dikunjungi para turis itu. karena lingkungan disini masih alami dan belum tersentuh tangan - tangan ‘nakal’. Di Kota Pangkalpinang ada satu sungai yang dikenal dari dulu dengan nama Sungai Rangkui. Sungai ini airnya jernih banget. Saking jernihnya, kalau kita berdiri di atas sungai ikan - ikan kecil yang hidup di dasar sungai juga bisa kelihatan. Selain itu, Sungai Rangkui juga bisa jadi tempat mancing, nyuci baju, mandi, kadang - kadang kalau sore banyak yang naik perahu sambil jalan - jalan.

Tapii,, itu semua tinggal cerita. Sungai rangkui yang dulu jadi kebanggaan masyarakat pangkalpinang sekarang ini warna airnya udah kayak susu coklat. Jorok banget!!! Udah airnya jorok sampah di permukaannya yang mengapung udah gak kehitung lagi saking banyaknya. Ini semua karena banyak tambang - tambang timah illegal di hulu sungai yang bikin limbah air sisa penambangan mengalir bersama arus sungai. Dan kesadaran masyarakat yang kurang untuk menjaga lingkungan yang bersih. Gag ada lagi pemandangan indah seperti yang pernah diceritain. Kalau mau dibikin pertanyaan,, kira - kira pertanyaannya akan muncul begini ‘bisa gag ya kita menyaksikan lagi pemandangan indah era tahun ’70-‘80an?’

Sekarang,, yang ada hanya pemandangan ‘lubang camui’. Itu tuh,, lahan bekas penambangan yang ditinggal begitu aja sama para penambang nggak bertanggungjawab!! Gag salah sih nambang, karena itu kan kekayaan alam kita juga. Tapi bukan berarti bisa semena - mena dong. Mereka hanya mementingkan kepentingan mereka buat mengeruk rezeki yang berlimpah tanpa memikirkan dampaknya terhadap lingkungan. Bisa dibayangkan kalau alam sekarang udah dirusak trus gimana nasib buat generasi muda akan datang? Apalagi yang bisa diwariskan selain dari hasil alam itu sendiri?

...

Perbedaan mencolok bisa dilihat antara kota - kota besar seperti Jakarta dengan Pangkalpinang. Kalau kita mau ke Jakarta dari udara yang kelihatan cuma gedung - gedung tinggi. Nah kalau mau ke Pangkalpinang dari udara yang kelihatan justru pemandangan lubang - lubang camui kayak borok di tubuh kita.

Di kota kami yang kecil dan nggak segede Jakarta, Bandung dkk aja dampak merugikan dari rusaknya lingkungan kerasa banget. Dari lubang camui yang tergenang air tadi bikin presentase penyakit malaria semakin meningkat, gundulnya hutan - hutan juga bikin kotaku jadi sering dilanda banjir kalo musim ujan, lebih parah lagi karena timahnya udah pada keluar dari perut bumi bikin rawan banget hujan petir. Alat elektronik jadi sering banget rusak karena kesambar petir. Meningkatnya polusi udara juga bikin udara Pangkalpinang yang awalnya memang sudah panas karena berada di pesisir pantai jadi tambah panas!!

Kalo udah kayak gini,, siapa yang peduli sama lingkungan kalau bukan kita sendiri?? Sebenarnya, daripada kita saling menyalahkan siapa yang merusak lingkungan lebih baik introspeksi aja dulu sejauh mana partisipasi kita dalam membenahi lingkungan.. Kan seperti yang dibilang dari awal tadi, kata kuncinya adalah partisipasi. Gag perlu menyuruh orang lain buat duluan ngerjain,, harusnya kita sendiri yang mulai. Lebih bagus kalo inisiatif kita untuk ‘berbenah’ ini bisa menular ke orang - orang di sekitar kita. Semakin banyak orang yang berpartisipasi kan hasilnya juga semakin baik? Dari hal yang paling kecil aja deh buat remaja seumuran kita yaitu gag membuang sampah sembarangan. Karena tumpukan sampah di bumi ini sudah semakin menggunung. Bumi ini kan milik kita, bukan milik sampah. Masa kita kalah eksis dibanding sampah sih? Malu dong!

Selain itu kalau memang kita ingin jadi sahabat bumi ikut dong berpartisipasi bersama pemerintah daerah dan masyarakat dalam membenahi lingkungan kita sendiri. Misalnya bersama - sama ikut dalam kegiatan penanaman sejuta pohon di lahan - lahan gundul yang di daerah kami penghijauan itu disebut dengan ‘green babel project’.

Alhamdulillah partisipasi antara pemerintah daerah dan masyarakat udah mulai kelihatan. Ini terbukti dengan hampir setiap hari Minggu pagi seluruh elemen masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungan dan menanam pohon (pohon apa aja boleh kok). Kepengennya sih hari Minggu bisa dijadikan ‘Minggu Bersih’. hehehe. Hasilnya udah 2 tahun terakhir ini kita bisa meraih penghargaan Adipura, penghargaan buat kota - kota paling bersih di Indonesia. Mudah - mudahan aja dengan adanya penghargaan Adipura tersebut masyarakat semakin termotivasi untuk peduli dengan lingkungan. Sehingga kita emang bisa jadi sahabat bumi yang baik.